Supernova Series Wiki
Advertisement
Spoiler Warning!
Di halaman ini terdapat spoiler besar. Silakan membaca dengan risiko Anda sendiri.
Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh
KPBJ-cover
Penulis Dee Lestari
Genre Sci-fi/Drama/Visionary
Penerbit Bandung: Truedee Books
Tanggal rilis Maret 2001
Selanjutnya Supernova: Akar

Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh adalah novel fiksi ilmiah karangan Dee Lestari. Novel ini diterbitkan pada bulan Maret 2001, menandai debut karir Dee Lestari dalam dunia sastra novel. Buku ini adalah seri pertama dalam tetralogi Supernova, diikuti oleh Akar, Petir, Partikel, Gelombang, dan Inteligensi Embun Pagi.

Buku ini menceritakan mengenai sepasang kekasih, Reuben dan Dimas, yang berniat mewujudkan ikrar mereka menciptakan suatu karya fenomenal pada hari jadi mereka yang kesepuluh. Mereka sepakat membuat sebuah roman sains yang ide utamanya diambil dari sebuah dongeng anak-anak Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Tanpa disangka, kisah yang dibuat oleh Reuben dan Dimas ternyata terpaut dengan sebuah kisah di dunia nyata tanpa bisa mereka antisipasi.

Pada bulan Desember 2013, Soraya Intercine Films mengumumkan akan mengangkat novel ini ke dalam film bertajuk Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh.

Sinopsis[]

Sinopsis Resmi[]

Menunaikan ikrar mereka untuk berkarya bersama, pasangan Dimas dan Reuben mulai menulis roman yang diberi judul Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh.

Paralel dengan itu, dalam kehidupan nyata, sebuah kisah cinta terlarang terjalin antara Ferre dan Rana. Hubungan cinta mereka merepresentasikan dinamika yang terjadi antara tokoh Kesatria dan Putri dalam fiksi Dimas dan Reuben. Tokoh ketiga, Bintang Jatuh, dihadirkan oleh seorang peragawati terkenal bernama Diva, yang memiliki profesi sampingan sebagai pelacur kelas atas.

Tanpa ada yang bisa mengantisipasi, kehadiran sosok bernama Supernova menjadi kunci penentu yang akhirnya merajut kehidupan nyata antara Ferre-Rana-Diva dengan kisah fiksi karya Dimas-Reuben dalam satu dimensi kehidupan yang sama.

Sinopsis Alternatif[]

Sinopsis berikut dikutip dari situs resmi penulis Dee Lestari[1]:

Reuben dan Dimas, pasangan gay yang sama-sama berprofesi akademisi, berikrar untuk membuat karya bersama pada hari jadi mereka ke-10. Reuben, yang terobsesi menghubungkan sains dan spiritualitas dan menyebut dirinya Psikolog Kuantum, terpaksa mengalah kepada Dimas yang ingin membuat novel. Akhirnya, mereka sepakat untuk mengemas kolaborasi mereka dalam bentuk fiksi populer dengan sentuhan teori-teori sumbangan Reuben.

Terinspirasi kisah dongeng berjudul Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh, karya mereka dimulai. Dimas dan Reuben merancang tokoh-tokoh mereka, lengkap dengan konfliknya.

Tokoh Kesatria diwakili seorang eksekutif bernama Ferre yang berada di puncak karier. Muda, tampan, sukses, dan lajang, Ferre memiliki segalanya. Namun, wawancara dengan seorang reporter bernama Rana mengubah hidupnya. Ferre jatuh cinta kepada Rana, yang mengingatkannya akan tokoh Putri dari dongeng yang pernah ia dengar semasa kecil. Masalahnya, Rana sudah bersuami.

Ferre tidak bertepuk sebelah tangan. Rana, yang mendamba kebebasan dan merasa terkungkung dalam pilihan-pilihan yang ia buat, menyambut cinta Ferre dan terjalinlah hubungan terlarang di antara mereka.

Sementara itu, seorang peragawati papan atas bernama Diva menjalani kehidupan ganda. Di luar dari dunia kerjanya di catwalk, Diva dikenal sebagai perempuan panggilan dengan tarif termahal. Di mata Diva, semua orang adalah pelacur. Ia memilih dengan sadar untuk melacurkan tubuh dan menjaga hartanya yang paling berharga, yakni hati dan pikirannya. Meski bayarannya mahal, klien-klien Diva seperti terbius dan tergila-gila. Mereka amat menikmati mengobrol bersama Diva yang selalu bicara jujur dan apa adanya. Sebaliknya, Diva tidak mempedulikan satu pun dari mereka. Satu-satunya pria yang ia hadapi dengan perasaan hanyalah seorang pemuda bernama Gio. Bagi Gio, Diva adalah cinta pertama dan cinta matinya.

Di dunia maya, seorang tokoh cyber dengan julukan Supernova menjadi penghubung kehidupan mereka yang seolah terpisah-pisah. Supernova memiliki jaringan newsletter yang disebut sebagai Taman Kanak-kanak Kehidupan. Kehadiran Supernova selalu ditunggu. Perspektifnya yang menyegarkan tentang hidup menjadi jawaban yang dicari-cari banyak orang. Termasuk Rana.

Hubungan Rana dan Ferre semakin terpojok. Rana tidak berani meninggalkan pernikahannya. Tanpa ia tahu, suaminya, Arwin, diam-diam mengetahui hubungannya dengan Ferre. Akibat berkonsultasi dengan Supernova, Arwin menyikapi isu perselingkuhan istrinya dengan cara yang tidak diduga-duga. Hal itu mengagetkan Rana dan membuatnya malah berbalik.

Ferre mendarat di titik kritis. Trauma masa kecilnya kembali menyeruak. Rahasia yang ia pendam sekian lama akhirnya harus kembali ia hadapi. Ferre, sebagai Kesatria, harus menghadapi pengkhianatan Rana, Sang Putri. Dan, apakah Bintang Jatuh kali ini akan muncul menjadi penyelamatnya, atau penghancurnya?

Dimas dan Reuben pun harus menghadapi kemungkinan lain. Bagaimana kalau ternyata mereka pun bagian dari plot yang mereka susun? Siapa sesungguhnya yang menulis siapa? Jejaring Supernova akan membuktikannya.

Dongeng Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh[]

Dongeng Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh adalah dongeng yang ditemukan Ferre di masa kecilnya. Oleh Ferre, dongeng ini dianggap menyedihkan dan membangun impiannya untuk mengubah jalan cerita dongeng tersebut. Di sisi lain, dongeng ini juga dimiliki oleh Dimas dan menjadi inspirasi baginya dan Reuben untuk membuat karya yang telah mereka rencanakan.

Ksatria jatuh cinta pada Puteri bungsu dari Kerajaan Bidadari.
Sang Puteri naik ke langit.
Ksatria kebingungan.
Ksatria pintar naik kuda dan bermain pedang,
tapi tidak tahu caranya terbang.
Ksatria keluar dari kastil untuk belajar terbang pada kupu-kupu.
Tetapi kupu-kupu hanya bisa menempatkannya di pucuk pohon.
Ksatria lalu belajar pada burung gereja.
Burung gereja hanya mampu mengajarinya sampai ke atas menara.
Ksatria kemudian berguru pada burung elang.
Burung elang hanya mampu membawanya ke puncak gunung.
Tak ada unggas bersayap yang mampu terbang lebih tinggi lagi.
Ksatria sedih, tapi tak putus asa.
Ksatria memohon pada angin.
Angin mengajarinya berkeliling mengitari bumi,
lebih tinggi dari gunung dan awan.
Namun Sang Puteri masih jauh di awang-awang,
dan tak ada angin yang mampu menusuk langit.
Ksatria sedih dan kali ini ia putus asa.
Sampai satu malam ada Bintang Jatuh yang berhenti mendengar tangis dukanya.
Ia menawari Ksatria untuk memapu melesat secepat cahaya.
Melesat lebih cepat dari kilat dan setinggi sejuta langit dijadikan satu.
Namun kalau Ksatria tak mampu mendarat tepat di Puterinya,
maka ia akan mati.
Hancur dalam kecepatan yang membahayakan,
menjadi serbuk yang membedaki langit, dan tamat.
Ksatria setuju. Ia relakan seluruh kepercayaannya pada Bintang Jatuh menjadi sebuah nyawa.
Dan ia relakan nyawa itu bergantung hanya pada serpih detik yang mematikan.
Bintang Jatuh menggenggam tangannya.
“Inilah perjalanan sebuah Cinta Sejati,” ia berbisik,
“tutuplah matamu, Ksatria. Katakan untuk berhenti begitu hatimu merasakan keberadaannya.”
Melesatlah mereka berdua.
Dingin yang tak terhingga serasa merobek hati ksatria mungil,
tapi hangat jiwanya diterangi rasa cinta.
Dan ia merasakannya… “Berhenti!”
Bintang Jatuh melongok ke bawah,
dan ia pun melihat sesosok puteri cantik yang kesepian.
Bersinar bagaikan Orion di tengah kelamnya galaksi.
Ia pun jatuh hati.
Dilepaskannya genggaman itu.
Sewujud nyawa yang terbentuk atas cinta dan percaya.
Ksatria melesat menuju kehancuran.
Sementara Sang Bintang mendarat turun untuk dapatkan Sang Puteri.
Ksatria yang malang.
Sebagai balasannya, di langit kutub dilukiskan Aurora.
Untuk mengenang kehalusan dan ketulusan hati Ksatria.

Karakter[]

  • Reuben — Salah satu tokoh utama dalam cerita, tertarik kepada ilmu fisika, psikologi, hingga metafisika. Reuben adalah alumni dari Johns Hopkins Medical School di Baltimore, Amerika Serikat. Kisahnya dimulai ketika ia bertemu dengan Dimas dalam perjalanannya ke Washington, D.C. Reuben, yang merupakan mahasiswa beasiswa, awalnya sinis dengan geng Dimas yang merupakan anak-anak orang kaya dari Indonesia. Namun jarak tersebut akhirnya meluntur dalam sebuah perjalanan "badai serotonin", pesta rekreasi drugs kecil-kecilan di sebuah unit kondominium mewah milik kawan Dimas. Reuben berakhir menjadi kekasih Dimas setelah acara coming out pribadi mereka, dan mereka berikrar untuk membuat suatu masterpiece sepuluh tahun akan datang. Dengan arahan dari Reuben menggunakan teori-teori sains dan metafisik yang ia ketahui, mereka mulai menulis sebuah roman fiksi yang diharapkan dapat menjembatani dunia sains dan spiritual.
  • Dimas — Kekasih Reuben, seorang lulusan George Washington University jurusan English Literature yang bekerja sama dengan Reuben dalam proses pembuatan masterpiece mereka. Dengan kemampuan berbahasa Dimas yang fasih, Reuben pun mengakui bahwa tanpa Dimas ide-ide dalam otaknya "seperti mulut tanpa lidah". Dimas memiliki sikap yang lebih fleksibel dengan perkembangan dunia dibandingkan Reuben, namun cukup cerdas dalam menanggapi berbagai ide yang dengan semangat dipaparkan oleh Reuben.
  • Ferre — Personifikasi dari sosok Kesatria yang dideskripsikan oleh Dimas dan Reuben. Ia adalah seorang eksekutif muda yang mengelola sebuah perusahaan mancanegara, tampan, muda, lajang, pekerja keras, dan hampir memiliki segalanya. Namun kehadiran sosok Rana yang sudah bersuami mengubah kehidupannya yang serba teratur menjadi chaos. Ternyata, dulunya Ferre memiliki jiwa pujangga. Hubungan perselingkuhan itu terus dipertahankannya walau ia seringkali dibuat frustasi akan ketidakjelasan statusnya. Puncaknya ketika Rana dirawat di rumah sakit, dia merasa tidak berdaya. Karena desakan yang tidak tertahankan di antara keduanya, akhirnya hal tidak terduga oleh Ferre terjadi. Rana tiba-tiba menghilang, hanya mengirimkan surat yang mengatakan bahwa ia telah bahagia bersama Arwin, suaminya. Kejadian tersebut membuat Ferre berniat bunuh diri dan perlahan trauma masa kecilnya terungkap. Ternyata orangtua Ferre juga pernah terlibat perselingkuhan. Ayahnya pergi meninggalkan ibunya, dan ibunya memutuskan bunuh diri, meninggalkan Ferre sebagai yatim piatu, dirawat oleh Opa-nya. Ada juga memori lain yang tergambar secara tidak jelas dalam mimpi Ferre, mengenai seorang anak perempuan yang menangis terisak di balik bantal dan pakaian Ferre yang dilucuti satu-satu, mendeskripsikan suatu kejadian yang seolah menampilkan Ferre sedang dilecehkan secara seksual saat masih kecil. Belakangan, Ferre mulai bisa berdamai dengan luka-luka batinnya dan bersahabat dekat dengan Diva, Si Bintang Jatuh, yang diidentifikasinya sebagai "pantulan di cermin".
  • Rana — Personifikasi dari sosok Putri dalam fiksi karangan Dimas dan Reuben, seorang jurnalis sekaligus wakil pemimpin redaksi majalah wanita. Sepintas, hidupnya biasa-biasa saja seperti orang kebanyakan, terjebak dalam rutinitas dan siklus hidup yang sama. Namun, kehadiran Ferre membangkitkan suatu pertanyaan yang pernah ada di masa kecilnya, pertanyaan mendasar yang dimiliki manusia. Rana jatuh cinta kepada Ferre, namun masih ragu untuk memilih antara memperjuangkan cinta atau mempertahankan keutuhan keluarga besarnya. Dia merasa terkungkung dalam pilihan-pilihan yang pernah dibuatnya. Di puncak cerita, Rana mengiyakan ajakan Ferre untuk kabur dan hidup bersama, namun tanpa ia duga, Arwin, suaminya, mengungkap perselingkuhan Rana dan menunjukkan sikap rela berkorban demi melihat Rana yang bahagia. Ternyata, saat suaminya melepaskannya, Rana justru baru merasakan gejolak yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, dan ia memutuskan untuk tetap hidup bersama Arwin.
  • Diva Anastasia — Personifikasi dari sosok Bintang Jatuh dalam fiksi Dimas dan Reuben. Dia bekerja profesional sebagai peragawati, sekaligus bekerja sampingan sebagai pelacur kelas atas dengan tarif termahal namun sangat digemari. Diva memiliki jalan pikiran yang sulit ditebak orang sekitarnya, membuat orang terpesona sekaligus menganggapnya dingin. Ia memiliki lidah yang pedas, namun juga memerhatikan hal-hal yang dianggap kecil orang sekitarnya. Keunikan lainnya, dia tidak pernah menyambut siapapun di ruang tamunya, kecuali Gio dan Ferre. Di dongeng yang menjadi inspirasi Dimas, Bintang Jatuh mengkhianati Kesatria dan merebut Putri setelah sebelumnya berjanji untuk mengantarkan Kesatria kepada Putri. Ferre menyadari bahwa Diva, yang tinggal di depan rumahnya, adalah Si Bintang Jatuh ketika melihatnya berdiri di bawah langit yang dipenuhi bintang jatuh. Sosok Diva masih misterius di buku ini. Terdapat beberapa ciri-cirinya yang sejajar dengan karakter Supernova, namun mereka digambarkan sebagai sosok yang berbeda.
  • Supernova — Oleh Dimas dan Reuben, ia disandangkan gelar "cyber avatar", sosok ilahi yang berinkarnasi dalam tubuh manusia di dunia modern. Dalam karangan tersebut, Supernova adalah sebuah jejaring sosial fenomenal yang kerap memposting artikel bernada provokatif, filosofis, dan visioner. Selain itu, terdapat ruang obrolan di mana Supernova akan memilih pesan mana yang akan dibalasnya. Supernova berperan menghubungkan setiap karakter, yang tanpa Reuben dan Dimas sadari juga melibatkan diri mereka. Mendekati akhir cerita, Supernova membuat kontak dengan Dimas dan Reuben, meminta mereka untuk bergabung mengurus jejaring Supernova yang semakin berkembang. Supernova menyebut jejaringnya sebagai Taman Kanak-Kanak bagi setiap manusia yang ingin "hidup".
  • Arwin— Suami hasil perjodohan tak langsung dengan Rana. Diam-diam dia memang sudah mengagumi dan menyayangi sosok Rana, sehingga ia rela melepaskan Rana daripada melihatnya menderita tinggal bersamanya.
  • Gio Alvarado — Satu-satunya pria yang diizinkan Diva untuk mencium bibir dan masuk ke ruang tamunya. Gio awalnya bertemu Diva sebagai pelanggan Diva. Saat itu Gio masih perjaka. Kecintaannya pada alam membuat Diva tertarik dengan Gio, dan hingga di buku ini mereka tetap menjalin hubungan persahabatan yang dekat.
  • Alé — Sahabat Ferre. Prihatin dengan keadaan Ferre, namun memilih untuk bersikap antipati terhadap curhatan Ferre karena gemas melihat keadaan sahabatnya yang dianggapnya bertingkah bodoh.
  • Pak Ahmad — Supir pribadi Diva. Memiliki perasaan segan kepada Diva karena banyak membantunya dan keluarganya. Anak-anaknya disekolahkan dan diberikan buku-buku gratis. Menurut Pak Ahmad, majikannya banyak memperhatikan hal-hal yang menurutnya sepele, tapi ia tahu Diva perhatian kepada keluarganya.
  • Bung Dahlan — Salah satu pelanggan jasa Diva. Bekerja di sebuah perusahaan Jerman.
  • Nanda — Salah satu pelanggan jasa Diva. Nanda lebih senang berbincang-bincang berdua dengan Diva dan bersedia membayar tanpa harus melakukan hubungan seks. Ia sempat menangis ketika selesai berhubungan seksual dengan Diva, merasa seperti "baru saja memperkosa ibunya, atau adik perempuannya."
  • Margono — Salah satu pelanggan jasa Diva, berprofesi sebagai Guru Besar Ilmu Sosial di universitas top Jakarta. Diva menawarkan diri untuk menulis resensi Das Kapital, namun ditolak karena kurangnya kredibilitas Diva. Margono mengidap impotensi, yang membuatnya kesulitan untuk menikmati jasa Diva bahkan setelah memakai Viagra.
  • Teman-teman Arwin — Pihak yang memberitahu dugaan perselingkuhan Rana kepada Arwin.
  • Pacar Alé — Dalam salah satu adegan, kedekatan Alé dengan pacarnya tanpa harus sembunyi-sembunyi di bioskop membuat Ferre cemburu.
  • Peragawati yang terjatuh — Saat sedang latihan catwalk, salah seorang peragawati terjatuh, tampaknya karena hak sepatu yang ketinggian. Diva mengulurkan tangan berniat menolong, tapi sekaligus menceletuk, "Cuma hak sepuluh senti, tapi sakitnya lumayan ya? Atau lebih sakit malunya?"
  • Gita — Teman Rana yang menawarkan untuk berkonsultasi dengan Supernova.
  • Ibunda Rana — Rana sempat berbincang-bincang kepada ibunya mempertanyakan apakah ibunya pernah merasakan momen ketika dirinya seolah-olah diubah oleh pernikahan, membuatnya mengikuti pola yang sudah ada.
  • AdiStage manager.
  • Risty — Agen Diva.
  • Hari — Juri Dua di perlombaan fashion show anak-anak.
  • Ibu Tetty — Juri TIga di perlombaan fashion show anak-anak, dari Yayasan Bina Ceria.
  • Peserta perlombaan fashion show anak-anak

Penjualan[]

Segera.

Adaptasi film[]

Pada bulan Desember 2013, Soraya Intercine Films menyatakan di akun twitter resminya bahwa timnya akan mengangkat novel Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh ke dalam bentuk film. Rizal Mantovani dipilih untuk mensutradarai film ini. Melalui akun twitternya, rumah produksi Soraya sering men-twit teaser-teaser film berupa gambar.

Pemeran yang terpilih untuk tokoh-tokoh utama adalah Herjunot Ali sebagai Ferre, Raline Shah sebagai Rana, Paula Verhoeven sebagai Diva Anastasia, Arifin Putra sebagai Reuben, Hamish Daud sebagai Dimas, dan Fedi Nuril sebagai Arwin. Amanda Zefannya juga diketahui memerankan salah satu tokoh dalam film ini, walau belum diketahui siapa[2]. Sementara, karakter Gio dihilangkan dalam film adaptasinya.

Nidji dipilih sebagai produser untuk soundtrack yang akan digunakan dalam film Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Terdapat 3 lagu yang diciptakan Nidji untuk film ini, di antaranya: "Takut Bilang Tidak", "Semesta Hidupku", dan "Terpaksa".

Pada tanggal 2 November 2014, Soraya Intercine Films mengunggah sebuah poster resmi.

Pada tanggal 6 November 2014, konferensi pers untuk film ini diadakan.

Tanggapan kritis[]

Galeri[]

Cover kpbj

Cover terbaru Supernova: KPBJ terbitan Bentang Pustaka

Referensi[]

Segera.

Advertisement